Rabu, 07 November 2012

Harry van Yogya: Tukang Becak luar biasa.

     Tukang becak, bagi sebagian orang mungkin dipandang sebelah mata. Namun bagi Blassius Harry biasa disapa Mas Harry, becak adalah bukti cinta kepada keluarganya. Apalagi setelah ditinggal isterinya ketika gempa jogja beberapa tahun silam. Tidak penting apa pekerjaanmu, yang lebih penting adalah bagaimana cara mengerjakannya itu menurut saya. Mas Harry memang beda dengan tukang becak lainnya dalam mencari pelanggan. Ia memanfaatkan jejaring sosial mulai dari Blog, Twitter dan Facebook. Dalam Facebook Mas Harry mencari pelanggannya dengan mempromosikan dirinya di Facebook.

     Karena ia memanfaatkan Media Sosial dalam pekerjaannya akhirnya kegiatannya tersebut didokumentasikan dalam film “linimas(s)a" yang diinisiatori oleh Andhy Panca Kurniawan dari ICT Watch. Sehingga di film dokumenter yang berdurasi sekitar 45 menit itu ia menjadi salah satu aktor utamanya. Di kehidupan sehari-harinya selain menarik becak, ia sekarang diminta untuk mengajari teman-teman seprofesinya. Berkat internet dan media sosial, Blasius Harry kini dikenal hingga ke mancanegara. Lewat internet ia mampu menggaet calon penumpang becak dari seluruh dunia yang ingin berwisata ke Yogyakarta.

     Sosok Blassius Harry dapat dijadikan teladan dan pengalaman berharga, jika teknologi dapat diterapkan bagi siapa saja dan pada profesi apapun. Teknologi adalah katalis, memercepat pekerjaan, memermudah sesuatu, dan memersingkat waktu. Saya juga terinspirasi oleh Mas Harry karena jika kita tidak memanfaatkan media sosial dalam hal yang positif  maka semuanya akan sia-sia. Buku The Becak Way: Ngudoroso Inspiratif Jalan becek, sebuah buku dimana Harry van Yogya bertutur gamblang. Tidak hanya tentang perjalan hidupnya yang bersentuhan dengan media sosial, tetapi juga persoalan-persoalan moral, permasalahan atau keluhan atas nama kaumnya dll.










0 komentar:

Posting Komentar