Tukang becak, bagi sebagian orang mungkin dipandang sebelah mata. Namun bagi Blassius Harry biasa disapa Mas Harry, becak adalah bukti cinta kepada keluarganya. Apalagi
setelah ditinggal isterinya ketika gempa jogja beberapa tahun silam. Tidak penting apa pekerjaanmu, yang lebih penting adalah bagaimana
cara mengerjakannya itu menurut saya. Mas Harry memang beda dengan tukang becak lainnya dalam mencari
pelanggan. Ia memanfaatkan jejaring sosial mulai dari Blog, Twitter dan Facebook. Dalam Facebook Mas Harry mencari pelanggannya dengan mempromosikan dirinya di Facebook.
Karena ia memanfaatkan Media Sosial dalam pekerjaannya akhirnya
kegiatannya tersebut didokumentasikan dalam film “linimas(s)a" yang
diinisiatori oleh Andhy Panca Kurniawan dari ICT Watch. Sehingga di film dokumenter
yang berdurasi sekitar 45 menit itu ia menjadi salah satu aktor
utamanya. Di kehidupan sehari-harinya selain menarik becak, ia sekarang
diminta untuk mengajari teman-teman seprofesinya. Berkat internet dan media sosial, Blasius Harry kini dikenal hingga ke mancanegara. Lewat internet ia mampu menggaet calon penumpang becak dari seluruh dunia yang ingin berwisata ke Yogyakarta.
Sosok Blassius Harry dapat dijadikan teladan dan
pengalaman berharga, jika teknologi dapat diterapkan bagi siapa saja dan
pada profesi apapun. Teknologi adalah katalis, memercepat pekerjaan,
memermudah sesuatu, dan memersingkat waktu. Saya juga terinspirasi oleh Mas Harry karena jika kita tidak memanfaatkan media sosial dalam hal yang positif maka semuanya akan sia-sia. Buku The Becak Way:
Ngudoroso Inspiratif Jalan becek, sebuah buku dimana Harry van Yogya
bertutur gamblang. Tidak hanya tentang perjalan hidupnya yang
bersentuhan dengan media sosial, tetapi juga persoalan-persoalan moral, permasalahan atau keluhan atas nama kaumnya dll.
Rabu, 07 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar