Senin, 08 Oktober 2012

Mengenal dan Budayakan Tari Maengket

Seni tari yang ada di Indonesia bukan hanya sebagai hiburan dan ritual adat, tetapi sebagai budaya yang ada di Indonesia. Tari-tarian yang ada di Indonesia mempunyai beragam macam dan jenis. Tapi anda harus mengenal tari khas asal Minahasa yaitu Tari Maengket. Walaupun saya bukan berasal dari Sulawesi Utara, tapi saya diharuskan untuk mengetahui tentang tarian ini, karena inilah budaya negeri kita. Tarian ini saya kenal sejak sedang melaksanakan Ujian SNMPTN untuk penerimaan mahasiswa baru. Tari Maengket merupakan seni tari yang berpadu dengan nyanyian dan iringan musik.

(Sumber gambar: Google)

Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari aturan.Yang saya tahu bahwa tarian ini biasanya ditampilkan oleh 20-30 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maengket Kamberu, Maengket Marambak, Maengket Lalayaan. Dalam tarian maengket digunakan alat musik bantu yaitu tambur dan di dalam formasi tarian ada juga yang menjadi pengatur yaitu kapel.

Jumat, 05 Oktober 2012

KAMI ADA!!

Mencari Ilmu atau Hanya Sekedar Mengejar Formalitas?

Disaat saya menjalani sekolah saya yang sangat melelahkan kalau menurut saya, kadang-kadang pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran saya. Sebenarnya kita sekolah benar-benar untuk mencari ilmu, atau hanya sekedar 'formalitas'? Dan apakah mencari ilmu harus masuk sekolah formal yang kenyataannya tidak beda jauh dengan penjara? Dituntut untuk memakai seragam tertentu dan mematuhi peraturan yang tidak sesuai dengan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Yang lebih mengherankan lagi, sekolah-sekolah mendapat predikat sekolah favorit banyak menggunakan cara-cara 'kotor' untuk sekedar mempertahankan akreditasnya dan simpati pada masyarakat. Akibatnya, siswa yang semustinya mencari ilmu, sebagian besar hanya berambisi untuk sekedar mengejar standar nilai tersebut meski dengan cara-cara 'kotor'. Itu hanya untuk mengejar formalitas peraturan dari dinas pendidikan!
Selain itu, sekolah favorit lebih 'gila uang'. Contohnya: disalah satu SMA favorit yang memiliki kelas akselerasi, siswa dituntut untuk membayar SPP dua-tiga kali lipat kelas regular. Dan sering juga, jika siswa ada yang tidak lulus ujian harian atau remedial, itu harus ditebus dengan cara yang tidak benar. Biasanya ditebus dengan cara membeli buku pada guru tersebut dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan membeli buku di toko buku. Dan adapula mecari dana sukarela dengan tidak wajar. Yah, itu hanya untuk mengejar 'formalitas' sebagai sekolah favorit.
Anehnya lagi, mengapa sampai sekarang pemerintah tetap menggunakan UAN sebagai penentu kelulusan? Padahal sistem tersebut sudah jelas tidak fair untuk dilakukan. Coba bayangkan, sudah susah payah sekolah selama 3 tahun hanya ditentukan dalam 3 hari itu. Seandainya tidak lulus, mau apa lagi? Prestasi yang sudah kita raih selama 3 tahun sekolah seakan tidak berarti lagi. Yah, lagi-lagi 'formalitas' yang memaksa kita untuk mengikuti alur permainannya. Padahal nilai bisa dengan mudahnya dimanipulasi dan dibeli, gelar pun dengan mudahnya dibeli. Tapi apakah ilmu juga bisa dibeli? Apa gunanya lulus dengan nilai baik tapi dengan usaha yang 'kotor'? Apa jadinya negara ini kalau para pelajar dan pejabatnya mendapat predikat yang gemilang tapi hasil pembelian? Hasilnya hanyalah para koruptor yang tidak tau bertanggung jawab semua.. CACAD!!!

Apakah anda tidak malu jadi orang 'has a high title with their empty brain'? Tapi jadilah orang yang 'talk less do more'